Sukses

Dalam Sepekan, Modal Asing Rp 40 Miliar Lari dari Pasar Keuangan Indonesia

Di sisi lain, imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,90 persen pada Jumat pagi dari 6,89 persen pada Kamis sore.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing yang keluar pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 40 miliar. Jumlah tersebut untuk periode satu pekan atau dari 19 Desember sampai 22 Desember 2022.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan, terdapat modal asing masuk bersih ke pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp1,45 triliun. Namun pada periode yang sama terjadi juga modal asing keluar bersih senilai Rp 1,48 triliun dari pasar saham.

Secara keseluruhan, sejak Januari 2022 hingga 22 Desember 2022 terdapat modal asing keluar bersih (nett outflow) dari pasar SBN senilai Rp128,66 triliun.

Sebaliknya, tercatat modal asing masuk bersih (nett inflow) ke pasar saham domestik senilai Rp63,52 triliun dalam periode tersebut.

Di sisi lain, imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,90 persen pada Jumat pagi dari 6,89 persen pada Kamis sore.

Imbal hasil tersebut masih jauh lebih menarik dibanding yield obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun yang naik ke level 3,679 persen.

Sementara itu, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia lima tahun tercatat turun ke 98,75 basis poin (bps) per 22 Desember 2022 dari 99,73 bps per 16 Desember 2022.

 

2 dari 3 halaman

Cadangan Devisa Indonesia Melonjak ke USD 134 Miliar Berkat Penerimaan Pajak

Sebelumnya, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2022 sebesar USD 134,0 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2022 sebesar USD 130,2 miliar.

"Peningkatan posisi cadangan devisa pada November 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penerimaan devisa migas," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," tutup Erwin.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Minta BI Simpan Devisa Hasil Ekspor di Dalam Negeri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bank Indonesia menyimpan devisa hasil ekspor di dalam negeri. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seusai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

"Bapak Presiden mengarahkan agar hasil ekspor itu dimasukan di dalam negeri. Nah, tentunya untuk itu dari Bank Indonesia diharapkan bisa membuat sebuah mekanisme sehingga ada periode tertentu, cadangan devisa yang bisa disimpan dan bisa diamankan di dalam negeri," ujarnya.

Permintaan itu diberikan lantaran cadangan devisa RI yang terhitung menurun. Padahal, negara kini tengah menikmati surplus neraca perdagangan selama 30 bulan beruntun.

Melansir catatan Bank Indonesia, cadangan devisa Oktober 2022 sebesar USD 130,2 miliar. Jumlah itu turun dari posisi September 2022 yang sebesar USD 130,8 miliar.

"Nah, tentu ini jadi domain BI dan berharap dengan demikian akan memberi ekspor kita yang sudah 30 bulan terus menerus menghasilkan devisa positif, neraca perdagangan positif dan juga berimbas pada neraca pembayaran yang 1,3 persen dari GDP kita relatif aman," imbuhnya.

"Tentunya ini perlu diperkuat dengan sistem ekosistem keuangan yang berbasis kepada devisa asing," kata Menko Airlangga Hartarto.Â